Kenali Prosedur Cuci Darah Pada Gagal Ginjal

prosedur cuci darah

Cuci darah adalah prosedur yang dilakukan untuk membuang limbah sisa dan cairan berlebih dari darah ketika ginjal seseorang tidak lagi berfungsi dengan baik. Dalam dunia medis, teknik ini disebut sebagai dialisis.  Lalu, mengapa seseorang harus melakukan prosedur cuci darah dan siapa yang harus mendapatkan penanganan cuci darah? 

Prosedur cuci darah umumnya diperuntukkan bagi penderita gagal ginjal kronis atau yang mengalami kerusakan ginjal akibat cedera maupun kecelakaan.  Tentunya, untuk semakin sadar akan kesehatan ginjal kita, ketahuilah bagaimana definisi hingga prosedur cuci darah pada penderita gagal ginjal berikut ini.

Mengapa Harus Melakukan Cuci Darah?

Cuci darah  merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk membuang limbah yang berbahaya dari dalam tubuh. Secara alami, hal tersebut dikerjakan dalam tubuh kita oleh organ bernama ginjal. Namun, ginjal yang mengalami gangguan, cedera, penurunan fungsi, maupun mengalami kecelakaan, tidak dapat melakukan hal tersebut sehingga diperlukan tindakan yang disebut cuci darah atau dialisis. 

Oleh karena itu, pada umumnya orang yang melakukan tindakan cuci darah merupakan para penderita penyakit ginjal seperti gagal ginjal kronis. Pada orang yang mengalami gagal ginjal kronis, maka ginjalnya tidak mampu mengontrol jumlah air, kalsium dan darah di dalam tubuh. Tidak hanya itu, ginjal juga tidak dapat menyaring kotoran atau racun yang ada di dalam tubuh. Karena orang dengan ginjal gagal atau rusak mungkin mengalami kesulitan membuang limbah dan air yang tidak diinginkan dari darah. Dialisis adalah cara buatan untuk melakukan proses ini.

Melansir laman Medical News Today, cuci darah atau dialisis menggantikan kerja alami ginjal, sehingga disebut juga dengan renal replacement therapy (RRT). Seseorang yang telah kehilangan 85 hingga 90 persen fungsi ginjalnya kemungkinan akan menjadi kandidat untuk dialisis. Sekitar 14 persen populasi Amerika Serikat diperkirakan menderita penyakit ginjal kronis. Itulah yang membuat para penderita penyakit ginjal memerlukan tindakan cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal di dalam tubuh. Lalu bagaimana prosedur cuci darah bagi penderita penyakit ginjal tersebut? Berikut ini ulasannya:

Prosedur Cuci Darah

Pada dasarnya, terdapat dua jenis metode cuci darah, yaitu hemodialisis dan cuci darah peritoneal (dialisis peritoneal). Prosedur cuci darah biasanya diperuntukkan untuk penderita gagal ginjal kronis atau yang mengalami kerusakan ginjal akibat cedera maupun kecelakaan. Detailnya adalah sebagai berikut:

1. Hemodialisis

Seperti ginjal, filter menghilangkan produk limbah dari darah. Darah yang disaring kemudian kembali ke pasien melalui kateter lain. Sistem ini bekerja seperti ginjal buatan. Orang yang akan menjalani hemodialisis memerlukan pembedahan untuk memperbesar pembuluh darah, biasanya di lengan. Memperbesar vena memungkinkan untuk memasukkan kateter. Di dalam hemodialisis, terdapat prosedur pemindahan darah ke suatu mesin di luar tubuh untuk membersihkan darah

Artinya, darah akan melewati mesin dengan filter khusus. Darah keluar dari pasien melalui tabung fleksibel yang dikenal sebagai kateter. Tabung dimasukkan ke dalam vena. Secara prinsip kerja, alat cuci darah pada hemodialisis berperan sebagai ginjal buatan. Filter pada mesin hemodialisis ini akan membersihkan sisa metabolisme di dalam darah. Darah yang sudah ‘dicuci’ kemudian akan kembali dialirkan ke dalam tubuh. 

Hemodialisis biasanya dilakukan tiga kali seminggu, selama 3 hingga 4 jam sehari, tergantung pada seberapa baik ginjal bekerja, dan berapa banyak berat cairan yang diperoleh di antara perawatan. Hemodialisis dapat dilakukan di pusat dialisis khusus yang ada di rumah sakit atau dilakukan di rumah dengan tindakan yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih.

2. Dialisi Peritoneal

Apabila hemodialisis menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah, maka dialisis peritoneal menggunakan peritoneum atau selaput rongga yang berada di perut sebagai penyaring. Selaput tersebut memiliki ribuan pembuluh darah yang dapat berperan seperti ginjal sehingga pada dialisis peritoneal dilakukan dengan cara membuat sayatan di dekat pusar untuk memasukkan selang atau kateter yang ditempatkan secara permanen. 

Pertukaran atau siklus ini biasanya diulang beberapa kali dalam sehari, dan dapat dilakukan dalam semalam dengan sistem otomatis. Penghapusan air yang tidak diinginkan, atau ultrafiltrasi, terjadi melalui osmosis. Larutan dialisis memiliki konsentrasi glukosa yang tinggi, dan ini menyebabkan tekanan osmotik. Tekanan menyebabkan cairan berpindah dari darah ke dialisat. Akibatnya, lebih banyak cairan yang terkuras daripada yang dimasukkan.

Namun, dialisis peritoneal kurang efisien dibandingkan hemodialisis. Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan menghilangkan jumlah total produk limbah, garam, dan air yang sama dengan hemodialisis. Walaupun begitu, dialisis peritoneal memberi pasien lebih banyak kebebasan dan kemandirian, karena dapat dilakukan di rumah daripada pergi ke klinik beberapa kali setiap minggu. Itu juga bisa dilakukan saat bepergian dengan peralatan khusus.

Apakah Cuci Darah Seumur Hidup?

Membahas mengenai batasan waktu untuk melakukan rutinitas cuci darah yang bisa berulang kali, pasti Anda akan terpikirkan apakah cuci darah harus dilakukan seumur hidup? Jawabannya adalah tergantung dari fungsi ginjal itu sendiri. Cuci darah dapat dihentikan bila ginjal tidak lagi mengalami kerusakan dan sudah dapat bekerja kembali secara normal, ditandai dengan hasil penilaian fungsi ginjal. 

Ataupun perlu dilakukan dalam waktu yang lama hingga seumur hidup karena jarang ditemukan pada gagal ginjal kronis dapat disembuhkan sepenuhnya. Maka dari itu sebaiknya berkonsultasi ke dokter mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan supaya lebih siap dan lebih mengerti mengenai kondisi saat ini.

Bagaimana Cara Memulihkan Kondisi Sehabis Cuci Darah?

Untuk memulihkan kondisi setelah pasien melakukan prosedur cuci darah serta demi mengoptimalkan dampak cuci darah, Anda pun dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang

Makan sehat dengan gizi seimbang tak hanya akan meningkatkan manfaat cuci darah, tapi juga kesehatan Anda secara keseluruhan. Biasakanlah untuk menerapkan makan makanan 4 sehat  sempurna dan makan dengan teratur serta porsi yang cukup. 

Hindari makanan instan atau junk food. Terapkan pola dan menu makan yang disarankan oleh dokter Anda sehingga dampak cuci darah yang telah dijalani dapat terasa secara optimal.

  • Menjaga asupan cairan dan mineral

Anda perlu menjaga asupan cairan, sodium, protein, kalium, serta fosfor yang Anda konsumsi. Anda juga bisa meminta bantuan dari dokter ahli gizi klinis agar kadarnya lebih terjamin dan sesuai dengan kondisi tubuh Anda.

Namun perlu diperhatikan bahwa asupan air putih untuk penderita ginjal justru perlu dibatasi, artinya tidak bisa sebanyak asupan air putih yang dianjurkan kepada non penderita ginjal. Untuk jumlah asupan air putih juga perlu dikonsultasikan dengan dokter.

  • Minum obat secara teratur

Patuhilah petunjuk dokter mengenai konsumsi obat-obatan dengan teratur. Hindari lupa atau tidak meminum obat karena dikhawatirkan akan menimbulkan gejala lain atau memburuknya kondisi Anda.

Apabila obat sudah habis, tak perlu buru-buru membeli sendiri ke apotek. Namun, berkonsultasilah kembali pada dokter apakah Anda perlu untuk mengonsumsi obat lebih lanjut? Jika kondisi Anda telah membaik, tentunya Anda bisa beristirahat dari konsumsi obat-obatan.

  • Mengungkapkan keluhan Anda

Apabila Anda memiliki keluhan atau kekhawatiran tertentu, jangan ragu untuk membicarakannya dengan keluarga maupun orang terdekat. Anda juga bisa mendiskusikannya pada dokter maupun tim medis yang menangani Anda.

Jadi, tidak boleh memendam sendiri apa yang Anda rasakan dalam tubuh Anda, karena keluhan yang Anda sampaikan bisa jadi akan menolong nyawa Anda. Berterus Teranglah kepada orang terdekat tentang apa yang Anda rasakan dan segeralah berangkat menemui dokter untuk pemeriksaan medis yang lebih detail.

Itulah serba-serbi mengenai definisi hingga prosedur cuci darah pada ginjal yang jadi ulasan penting agar kita semakin sadar akan kesehatan ginjal dan tubuh kita. Mulailah untuk bisa menerapkan pola hidup sehat dan mempertahankan kebiasaan baik bagi tubuh kita seperti berolahraga, makan makanan dan minuman yang sehat, istirahat yang cukup dan selalu menjaga stamina serta mental dengan baik. Semoga artikel ini menginspirasi Anda untuk hidup lebih sehat dan sayangi ginjal Anda!

Bagikan artikel ini

Artikel Plebo lainnya