Prosedur yang berpotensi menyelamatkan jiwa ini umumnya dapat membantu seseorang untuk mengganti darah yang hilang karena pembedahan atau cedera. Namun, risiko setelah transfusi darah pun dapat terjadi mulai dari ringan hingga berat. Transfusi darah dapat membuat tubuh kelebihan cairan, sehingga cairan di organ tubuh menumpuk. Kondisi ini bisa membahayakan jika menyebabkan efek jangka panjang transfusi darah seperti pembengkakan. Jadi, sebelum melakukan transfusi darah, ada baiknya mengetahui efek transfusi darah supaya lebih memahami manfaat dan efek yang diberikan pada transfusi darah.
Mengenal Transfusi Darah
Transfusi darah memberikan berbagai macam manfaat. Salah satu manfaat transfusi darah adalah untuk membuang limbah yang berbahaya dari dalam tubuh. Prosedur transfusi darah disumbangkan kepada seseorang melalui tabung sempit yang ditempatkan di dalam pembuluh darah di lengan. Salah satu tujuan transfusi darah yaitu upaya pelayanan kesehatan berupa pemberian darah atau komponen darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit. P
Proses transfusi berlangsung selama sekitar 20 menit hingga 4 jam namun tergantung jumlah kantong dan jenis darahnya. Lalu, hb berapa harus transfusi darah? Umumnya, penderita anemia memerlukan transfusi darah ketika jumlah hemoglobinnya sudah rendah sekali atau kurang dari 8 g/dL. Pada orang dewasa, 1 unit PRC dapat meningkatkan Hb sekitar 1 g/dL. Harga per 1 liter darah adalah sekitar 4 juta.
Efek samping setelah transfusi darah
Transfusi darah biasanya terjadi tanpa komplikasi dan seandainya terdapat komplikasi memang, biasanya tidak terlalu parah. Umumnya, efek ini hanya bersifat sementara. Kondisi tersebut terjadi karena reaksi sistem kekebalan terhadap darah baru yang masuk ke dalam tubuh lewat proses transfusi. Setelah transfusi selesai, maka sekitar 1-2 hari kemudian efek akan menghilang pelan-pelan. Agar tidak penasaran, simak beberapa efek samping yang mungkin terjadi ketika melakukan transfusi darah. Berikut efek samping transfusi darah:
1. Demam
Demam adalah respons tubuh Anda terhadap sel darah putih dalam darah yang ditransfusikan. Umumnya demam berlangsung sekitar 1-2 hari namun efek akan menghilang pelan-pelan. Demam setelah transfusi tidak begitu serius jika tidak demam tinggi dan disertai gejala klinis yang mengarah ke infeksi. Namun, itu bisa menjadi tanda reaksi serius jika pasien juga mengalami mual atau nyeri dada. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter mereka jika ada gejala atau efek samping lain.
2. Alergi
Sama halnya ketika Anda mengonsumsi makanan tertentu, sebagian orang juga memiliki reaksi transfusi darah yang diterima selama transfusi, bahkan ketika diberi golongan darah yang tepat. Gejalanya meliputi gatal-gatal. Seperti kebanyakan reaksi alergi, ini dapat diobati dengan antihistamin. Namun, konsultasikan ke dokter jika reaksi menjadi serius.
3. Infeksi
Semua darah yang disumbangkan disaring dan diuji untuk potensi virus, bakteri, dan parasit. Risiko tertular virus atau infeksi lain yang ditularkan melalui darah dari transfusi darah sangat rendah. Namun, terkadang masih dapat menginfeksi pasien setelah transfusi. Inilah berbagai penyakit dalam darah yang dapat menginfeksi penerima transfusi.
- HIV. Semua darah yang disumbangkan diuji secara menyeluruh untuk HIV. Ada kemungkinan 1 banding 2 juta bahwa darah yang disumbangkan tidak hanya membawa HIV tetapi juga menginfeksi penerima transfusi.
- Hepatitis B dan C. Kemungkinan tertular hepatitis B dari darah yang disumbangkan adalah sekitar 1 banding 300.000. Risiko terkena hepatitis C adalah 1 banding 1,5 juta.
- Virus Nil Barat. Risiko tertular Virus West Nile dari transfusi darah kira-kira 1 banding 350.000.
4. Hemokromatosis
Hemokromatosis juga dapat terjadi sebagai akibat dari kelainan darah lainnya, seperti thalasemia atau anemia tertentu. Terlalu banyak transfusi darah dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kelebihan zat besi. Selain itu, penggunaan alkohol jangka panjang dan kondisi kesehatan lainnya.
5. Cedera paru-paru akut terkait transfusi
Cedera paru-paru akut terkait transfusi adalah reaksi yang jarang terjadi. Namun, jika terjadi maka akan beresiko fatal. Reaksi fatal ini terjadi ketika paru-paru rusak karena dipicu dari zat atau antibodi yang terkandung dalam darah donor. Cedera paru-paru dapat terjadi beberapa jam setelah kegiatan transfusi darah. Awalnya, pasien dapat mengalami gejala seperti tekanan darah rendah atau demam.
6. Reaksi anafilaktik
Risiko terakhir yaitu reaksi anafilaktik. Reaksi ini terjadi ketika pasien baru saja melakukan transfusi darah. Bahkan, reaksi dapat juga mengancam nyawa. Penerima donor darah akan memiliki gejala pembengkakan pada tenggorokan dan wajah, tekanan darah rendah dan nafas pendek.
Cara Mengatasi Efek Samping Transfusi Darah
Efek samping transfusi darah dapat terjadi terjadi pada siapapun. Reaksi terhadap transfusi darah bisa terjadi di waktu yang tidak terduga. Reaksi ini datang kapan saja mulai dari selama transfusi, sehari setelah transfusi, atau bulan kemudian. Jika terjadi efek samping, maka berapa lama efek transfusi darah? Efek ini hanya bersifat sementara. Setelah transfusi selesai, maka 1-2 hari kemudian efek tersebut perlahan menghilang.
Meskipun efek samping jarang terjadi, namun kondisi ini harus mendapat perhatian khusus jika terjadi dan harus ditangani dengan cara yang tepat. Lalu, jika terjadi efek samping ketika melakukan transfusi darah maka Anda harus segera menghentikannya dan pasien diberikan terapi suportif sesuai dengan gejalanya. Cara Mengatasi Efek Samping Transfusi Darah yaitu adalah dengan memeriksa tipe darah sebelum melakukan prosedur transfusi darah dan pasien diberikan terapi suportif sesuai dengan gejalanya.
Demikianlah informasi mengenai efek transfusi darah. Perlu diketahui bahwa transfusi darah biasanya terjadi tanpa komplikasi dan seandainya terdapat komplikasi biasanya tidak terlalu parah. Maka dari itu, Anda tidak perlu cemas melakukan transfusi darah dan mulai untuk mendonorkan darah Anda. Pastikan Anda memberi tahu dokter jika pernah menjalani transfusi darah serta jika pernah mendapatkan reaksi dalam proses transfusi darah.