Pernahkah Anda mendengar istilah cuci darah? Cuci darah atau hemodialisis adalah perawatan medis yang dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang bermasalah. Cuci darah diperuntukkan bagi pasien yang mengalami masalah pada ginjal sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Seperti yang diketahui bahwa fungsi ginjal adalah untuk menyaring limbah serta kelebihan cairan pada tubuh.
Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk menjaga kecukupan mineral pada tubuh, mengontrol tekanan darah, serta memproduksi hormon pembentuk sel darah merah. Mengingat banyaknya fungsi dari organ vital tersebut, akan fatal akibatnya jika ginjal tidak berfungsi. Untuk itulah, proses cuci darah diperlukan bagi pasien yang mengalami gangguan ginjal, termasuk gagal ginjal.
Nah, untuk tahu lebih banyak tentang cuci darah, bagaimana prosesnya, serta efek apa saja yang ditimbulkannya, yuk simak ulasan berikut ini!
Pengertian Cuci Darah
Seperti yang sedikit disinggung di atas, cuci darah merupakan sebuah tindakan atau perawatan medis dengan tujuan untuk menggantikan fungsi dari ginjal yang mengalami gangguan. Cuci darah dilakukan dengan memberikan ginjal buatan pada pasien sehingga limbah, kelebihan cairan, serta bahan kimia yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh dapat dibuang.
Cuci darah dilakukan dengan cara menyaring segala macam limbah, kelebihan air, serta garam pada tubuh agar tidak menumpuk serta mengontrol tekanan darah pada tubuh. Dengan cuci darah, pasien dengan ginjal yang bermasalah dapat merasakan manfaat dari ginjal buatan tersebut layaknya ginjal asli.
Cuci darah dapat dilakukan di rumah sakit atau melalui penyedia jasa dialisi lainya. Nantinya dokter akan memeriksa kesehatan pasien terlebih dahulu, menegakkan diagnosa, dan mengarahkan pasien untuk melakukan cuci darah dalam kondisi tertentu.
Penyebab Cuci Darah
Cuci darah harus dilakukan kepada pasien yang ginjalnya tidak lagi dapat berfungsi secara optimal. Umumnya ginjal tidak lagi berfungsi akibat penyakit gagal ginjal. Selain itu, ginjal juga dapat rusak ketika mengalami trauma.
Saat ginjal tidak berfungsi, terjadilah penumpukan cairan, limbah, bahkan racun pada tubuh. Tentu saja hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Itulah sebabnya, dalam kondisi tersebut, dokter akan menyarankan kepada pasien untuk melakukan proses cuci darah. Namun perlu diingat, bahwa proses cuci darah hanya menggantikan fungsi ginjal sementara saja, tidak bisa menyembuhkan ginjal yang sudah terlanjur tidak berfungsi.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa setelah cuci darah, kondisi pasien membaik sehingga tidak membutuhkan prosedur cuci darah lagi. Ada juga pasien yang membutuhkan cuci darah secara permanen lantaran kondisi ginjalnya yang sudah akut. Semua tergantung dari dari kondisi pasien dan seberapa berat penyakit ginjal yang dideritanya.
Proses Cuci Darah
Lantas, bagaimana proses cuci darah dilakukan? Proses tersebut dilakukan dengan memasukkan darah pasien ke mesin hemodialisis. Kemudian darah tersebut dibersihkan dan dikembalikan kembali ke dalam tubuh. Untuk memasukkan darah tersebut, dokter akan membuat pintu masuk atau akses ke bagian pembuluh darah.
Akses tersebut dibuat dengan melakukan operasi kecil pada bagian tangan atau kaki pasien. Dokter bisa juga membuat akses dengan menghubungkan antara arteri dengan vena yang terdapat di bawah kulit. Caranya adalah dengan menggunakan tabung plastik lembut yang menghubungkan arteri dengan vena. Proses ini disebut dengan cangkok.
Pembuatan akses juga bisa dilakukan dengan slang plastik atau kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah pada bagian leher. Nantinya dokter yang akan menentukan akses apa yang paling tepat dilakukan untuk pasien.
Saat cuci darah dilakukan, pasien dapat duduk atau berbaring. Dokter atau tenaga medis kemudian memasang jarum sebagai akses keluar masuk darah. Setelah itu pompa mesin hemodialisis akan mengeluarkan darah dari tubuh, menyaring racun, dan memasukkan kembali darah ke dalam tubuh melalui akses yang telah dibuat. Proses cuci darah memakan waktu kurang lebih 3 hingga 5 jam tergantung kondisi pasien.
Efek Samping Cuci Darah
Cuci darah memang bermanfaat bagi penderita gagal ginjal. Namun bukan berarti proses ini tidak memiliki efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah cuci darah antara lain:
- Kram otot
- Anemia
- Susah tidur
- Tensi rendah
- Gatal
- Jantung berdegup tidak teratur
- Kalium tinggi
Efek samping di atas perlu dikomunikasikan kepada dokter atau tenaga medis agar segera mendapatkan penanganan. Selain itu, pada pasien yang menempuh cuci darah dalam jangka waktu lama juga bisa mengalami efek amiloidosis, yaitu penumpukan protein amiloid pada ginjal, hati, dan jantung yang menyebabkan nyeri sendi dan bengkak pada tubuh.
Itulah penjelasan lengkap tentang cuci darah serta efek samping yang ditimbulkannya. Ginjal merupakan organ vital yang fungsinya sangat penting bagi tubuh. Jika ginjal bermasalah, maka dapat terjadi penumpukan racun pada tubuh. Untuk menghindari hal tersebut, pastikan Anda menjaga menjaga kesehatan ginjal Anda mulai dari sekarang, ya!